Faktor & Proses Interaksi Sosial

Author : UnknownTidak ada komentar


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL



Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial - Pada kesempatan sebelumnya kita punya sudah membahas tentang Pengertian interaksi sosial, yang kemudian dilanjutkan dengan artikel yang berjudul syarat-syarat terjadinya interaksi sosial. Nah, pada kesempatan ini saya akan melanjutkan postingan yang lalu, dan berikut ini penjelasannya :

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
1. Imitasi
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang pertama adalah imitasi, pengertian dari imitasi adalah suatu dorongan untuk meniru, yang mana imitasi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi aturan atau norma-norma yang berlaku, akan tetapi imitasi juga dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif, serperti meniru tindakan buruk, meniru merokok dan lain sebagainya. Selain itu juga imitasi dapat melemahkan atau mematikan pengembangan daya kreasi seseorang (karena hanya meniru).

2. Sugesti
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang kedua adalah sugesti. Sugesti dapat terjadi ketika seseorang memberikan pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini hampir sama dengan imitasi, tetapi titik tolaknya berbeda. Beralangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda emosi yang dapat menghambat daya berpikir rasional dan akal sehat. Biasanya sugesti berasal dari orang-orang berikut ini :
Orang yang memiliki wibawa, karismatik, dan punya pengaruh terhadap orang lain (yang disugesti), misalnya ustad, orang tua, ulama, pejabat, guru, direktur dll.
Orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti
Kelompok yang lebih banyak (mayoritas) terhadap kelompok yang lebih kecil (minoritas)
Reklame atau iklan yang ada pada media massa (contoh, iklan di televisi, media sosisal, iklan di radio, koran, website dan lain sebagainya).
3. Identifikasi
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang ke tiga adalah identifikasi. Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan yang terdapat pada seseorang untuk membuat dirinya menjadi sama (identik atau serupa) dengan orang lain yang disukainya. Identifikasi ini lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian yang dimiliki oleh orang tersebut dapat tercipta atas dasar proses ini. Berlangsungnya identifikasi dapat mengakibatkan terjadinya suatu pengaruh yang lebih mendalam daripada proses imitasi dan juga proses sugesti. Ada kalanya, proses identifikasi didahului dengan proses imitasi dan juga sugeti.

4. Simpati
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang ke empat adalah simpati. Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang akan memiliki rasa tertarik atau daya tarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting. Dorongan utamanya, yaitu keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Inilah perbedannya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap pribadinya lebih tinggi dan latak untuk dihormati, karena mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh atau teladan bagi dirinya. Proses simpati akan berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling mengerti dapat ditumbuhkan.

5. Empati
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang ke lima adalah empati. Perasaan empati kepada seseorang ini hampir mirip dengan perasaan simpati kepada seseorang, akan tetapi perasaan empati tidak hanya sebatas kejiwaan saja seperti pada perasaan simpati. Perasaan empati ini akan mucul bersamaan dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.

Contohnya kalau kita suatu daerah yang terkena bencana gunung meletus, maka perasaan empati akan membuat kita seolah-olah juga ikut sedih dan ikut terkena bencana. Kita tidak hanya merasa sedih/kasihan tetapi kita juga ikut merasakan penderitaannya.

6. Motivasi
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang ke enam adalah motivas


PROSES-PROSES INTERAKSI SOSIAL



Pada malam hari ini kita punya akan share tentang materi ips kelas 10 tentang interaksi sosial, dengan artikel yang berjudul proses interaksi sosial. Oke langsung saja, berikut ini penjelasannya :

Proses Interaksi Sosial
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif
Pengertian dari proses interaksi sosial yang memiliki sifat asosiatif adalah suatu proses interaksi sosial yang lebih mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) atau tidak mengarah pada suatu pertentangan atau konflik. Berikut ini beberapa bentuk interaksi sosial yang termasuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif.

a. Kerja sama
Pengertian dari kerja sama adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang melakukan sesuatu secara bersama-sama dan dalam rangka untuk meraih/mencapai tujuan yang sebelumnya sudah direncanakan bersama.
Bentuk-bentuk kerja sama antara lain sebagai berikut :
Tawar menawar (bargaining) adalah suatu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
Kooptasi (cooptation) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam organisasi.
Koalisi (coalitation) adalah kombinasi antara dua organisme atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
Joint venture adalah kerja sama dalam mengusahakan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Pengertian dari akomodasi adalah suatu proses penyesuaian atau pencocokan sosial yang dilakukan oleh seseorang dan kelompok-kelompok manusia dalam interaksi sosial yang bertujuan untuk meredakan suatu konfli atau pertentangan.
Bentuk-bentuk akomodasi sosial adalah sebagai berikut :
Koersi, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya disebabkan karena adanya suatu paksaan dari pihak yang lebih kuat.
Kompromi, yaitu suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak yang mempunyai suatu permasalahan akan mengurangi tuntutannya supaya didapat jalan penyelesaiannya.
Arbitrase, yaitu suatu penyelesaian pertentangan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang telah dipercayai oleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan suatu masalah antara kedua belah pihak.
Mediasi, yaitu hampir sama dengan arbitrase akan tetapi pihak ketiga netral, seperti sebagai nasihat.
Konsiliasi, yaitu suatu usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya persetujuan bersama.
Toleransi, yaitu suatu usaha untuk menghindarkan diri dari perselisihan dengan membiarkan atau menghormati pihak lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
Stalemate, yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang sehingga berhenti pada titik tertentu tanpa bisa maju ataupun mundur.
Adjudikasi, yaitu suatu penyelesaian perkara melalui pengadilan.
c. Asimilasi
Pengertian dari asimilasi adalah suatu proses sosial yang ada ketika suatu kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, kemudian keduanya akan saling bergaul secara dan lama kelamaan akan membuat kebudayaan asli salah satu kelompok tersebut akan berubah sifat dan wujudnya (terpengaruhi oleh kebudayaan kelompok yang kedua) dan akan membentuk kebudayaan baru yang menjadi suatu kebudayaan campuran. Proses campuran asimilasi dapat terjadi apabila :
Ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya
Saling bergaul langsung dan intensif untuk waktu yang lama
Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
 d. Akulturasi
Pengertian dari akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul, ketika suatu kelompok masyarakat manusia tertentu dengan suatu kebudayaan tertentu yang kemudian kebudayaan tersebut akan berhadapan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing. Lama kelamaan kebudayaan asing tersebut akan diterima oleh masyarakat tertentu tanpa membuat kepribadian dan kebudayaan tersebut hilang.


2. Interaksi Sosial yang bersifat Disosiatif
Pengertian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif adalah suatu proses interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.

Berikut ini yang termasuk dalam interaksi sosial disosiatif, yaitu sebagai berikut :

a. Persaingan sosial
Pengertian dari persaingan sosial adalah suatu bentuk perjuangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok sosial tertentu, supaya memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, bersaing secara sehat, dan tanpa menyebabkan ancaman atau benturan fisik dari pihak pesaingnya.

b. Kontravensi sosial
Pengertian dari kontravensi sosial adalah suatu bentuk proses sosial yang letaknya di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud dari kontravensi sosial antara lain adalah sikap yang tidak suka/senang kepada perorangan atau kelompok sosial tertentu ataupun kepada unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik sosial.

c. Konflik sosial
Pengertian dari konflik sosial adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan pemikiran/paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam jarak atau jurang pemisah yang menyebabkan keduanya terjadi konflik atau pertentangan.

Materi IPS SMK/SMA Kelas 10/X Tentang Interaksi sosial :
Pengertian dan bentuk-bentuk interaksi sosial
Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Macam-macam dan Ciri-ciri Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial

Sumber : www.kitapunya.net



Posted On : Sabtu, 24 Oktober 2015Time : 05.46
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Gracia Widyakarsa Group | |