Author : UnknownTidak ada komentar
1. Hasil review jurnal secara umum
Teori akuntansi umumnya telah mengevaluasi kegunaan dari praktek akuntansi berdasarkan perjanjiannya dengan model analisa tertentu. Pada tiap kasus, metode dari evaluasi telah dibandingkan dengan praktek yang ada dengan praktek yang lebih dipilih sebagaimana telah diimplikasikan oleh model atau beberapa standar yang diimplikasikan oleh model untuk dimiliki oleh setiap proses. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa metode ini tidak memperdulikan sumber yang signifikan dari pengetahuan di dunia, suatu perluasan dimana prediksi dari model menyesuaikan kepada perilaku yang diobservasi.
Tidaklah cukup untuk membela teori analitis dengan dasar bahwa asumsinya didukung secara empiris, mengenai bagaimana seseorang untuk mengetahui bahwa teori menerima semua asumsi pendukung yang relevan? Dan juga bagaimana seseorang menjelaskan kemampuan prediksi dari proposisi yang berdasarkan pada asumsi yang belum diverifikasi seperti maksimalisasi dari fungsi utilitas. Lebih jauh mengenai bagaimana seseorang menyelesaikan perbedaan antara proposisi yang timbul dengan mempertimbangkan berbagai aspek di dunia?
Keterbatasannya dari pendekatan analitikal secara lengkap pada kegunaan diilustrasikan dengan argumen bahwa angka laba tidak dapat didefinisikan secara substansial, dan bahwa hal tersebut juga kekurangan makna dan karenanya utilitasnya menjadi meragukan. Karena akuntansi kurang dalam kerangka kerja teori yang mampu menerima semua faktor, maka pada prakteknya akan berkembang perbedaan. Sebagai konsekuensinya laba bersih adalah agregat dari komponen dimana tidak homogen. Sehingga dikatakan menjadi angka yang tidak berarti, tidak seperti perbedaan antara 27 meja dengan 8 kursi. Pada pandangan ini laba bersih dapat didefinisikan hanya sebagai aplikasi dari seperangkat prosedur {x1,x2,....} pada seperangkat peristiwa {y1,y2,....} dengan tidak ada arti substansi definitif sama sekali. Canning mengobservasi apa yang dibuat sebagai ukuran dari laba bersih tidak akan dapat diajukan sebagai fakta kecuali bahwa angka yang dihasilkan ketika akuntan telah selesai mengaplikasikan prosedur yang telah dia adopsi.
Bagaimanapun adalah berbahaya untuk menyimpulkan dalam ketiadaan pengujian empiris lebih lanjut, bahwa kurangnya arti yang substantif berimplikasi sebagai kurangnya utilitas. Karena laba bersih adalah angka dari sejumlah kepentingan kepada investor, hasilnya yang kita pergunakan sebagai kriteria prediktif adalah keputusan investasi sebagaimana direfleksikan pada pasar sekuritas. Dalam isi maupun waktu dari angka laba tahunan eksisting akan dievaluasi karena kegunaan dapat menjadi cacat karena defisiensi pada keduanya.
2. Sebuah tes empiris
Pengembangan terbaru dalam teori modal menyediakan justifikasi untuk memilih perilaku dari harga sekuritas sebagai tes operasional dari kegunaan. Sebuah teori yang utuh mendukung proposisi bahwa pasar modal adalah efisien dan tidak bias jika informasi adalah berguna dalam membentuk harga aset modal, kemudian pasar akan menyesuaikan harga aset pada informasi tersebut dengan cepat dan tanpa meninggalkan kesempatan untuk pengambilan keuntungan yang abnormal. Apabila sebagaimana pada bukti yang mengidentifikasikan, harga sekuritas akan disesuaikan secara cepat pada informasi baru pada saat tersedia, sehingga perubahan dalam harga sekuritasakan terefleksikan pada arus dari informasi kepada pasar. Sebuah revisi yang telah diobservasi dari harga saham yang diasosiasikan dengan penerbitan laporan laba akan menyediakan bukti bahwa informasi yang dicerminkan dalam jumlah laba adalah berguna.
Metode kami dalam menghubungkan laba akuntansi pada harga saham yang dibangun dengan teori dan bukti ini adalah dengan berfokus pada informasi yang unik pada perusahaan tertentu. Secara spesifik kami membangun dua alternatif model dari laba yang diharapkan pasar dan dengan menyelidiki reaksi pasar ketika ekspektasinya terbukti salah.
Perubahan laba yang diharapkan dan tidak diharapkan
Secara historis dapat dilihat bahwa laba dari perusahaan-perusahaan cenderung untuk bergerak bersama sama. Satu studi menemukan bahwa sekitar setengah dari variabilitasnya pada tingkat rata-rata laba per saham satu perusahaan dapat diasosiasikan dengan dampak ekonomi yang luas. Dengan bukti ini setidaknya sebagian dari perubahan pada laba sebuah perusahaan dari suatu tahun ke tahun berikutnya dapat diperkirakan. Jika pada tahun sebelumnya laba dari suatu perusahaan telah berhubungan dengan laba dari perusahaan-perusahaan yang lain dengan cara tertentu maka pengetahuan dari hubungan di masa lalu, bersama dengan pengetahuan mengenai laba dari perusahaan-perusahaan yang lain untuk tahun ini, menghasilkan harapan bersyarat untuk laba tahun berjalan dari perusahaan tersebut. Sehingga terlepas dari efek konfirmasi, jumlah dari informasi baru yang tercakup dalam angka laba tahun berjalan dapat diperkirakan dengan dasar perbedaan antara perubahan aktual dalam laba dan harapan bersyaratnya.
Akan tetapi tidak semua perbedaan selalu merupakan informasi yang baru. Beberapa perubahan dalam laba yang berasal dari pendanaan dan keputusan kebijakan lain yang telah dibuat oleh perusahaan. Kami mengasumsikan hal tersebut, pada perkiraan yang pertama, perubahan seperti itu akan dicerminkan pada perubahan rata rata laba sepanjang waktu.
Beberapa isu eknomi
Satu asumsi dari regresi laba OLS adalah Mi dan ui tidak berkorelasi. Korelasi antara keduanya dapat mengambil dua bentuk, yaitu masuknya perusahaan j pada indeks pasar atas laba (Mi), dan keberadaan dampak industri. Yang pertama telah dieliminasi dengan konstruksi, akan tetapi tidak ada penyesuaian yang dibuat untuk dampak industri. Telah diperkirakan bahwa dampak industri mungkin bertanggung jawab atas 10 persen dari variabilitas pada tingkat laba perusahaan.
Dalam hal model regresi laba, model hasil saham, sebagaimana telah dijelaskan diatas, memiliki beberapa pelanggaran yang jelas pada asumsi dari model regresi OLS. Pertama, indeks hasil pasar yang berkorelasi dengan residual karena indeks pasar mengandung hasil dari perusahaan j, dan karena dampak industri. Kedua pelanggaran tersebut tidak ada yang serius, karena indeks fisher dikalkulasikan melalui semua saham yang didaftarkan pada NYSE dan karena dampak industri hanya berdampak maksimum 10% dari variabilitas pada tingkat pengembalian hasil rata rata dari saham. Pelanggaran kedua berasal dari prediksi kami bahwa pada bulan tertentu sekitar tanggal pelaporan, nilai yang diharapkan dari Vj tidaklah 0. Kembali setiap bias seharusnya memiliki sedikit dampak pada hasil, walaupun rendah.
Data yang dipergunakan pada penelitian ini mencakup tiga data, yaitu
· Isi dari laporan laba rugi
Jumlah laba untuk tahun 1946 sampai tahun 1966 didapatkan dari Standard and Poor”s Compustat Tape.
· Tanggal dari pengumuman pelaporan
Tanggal pengumuman pelaporan didapatkan dari The Wall Street Journal. Ada tiga jenis pengumuman annual reportyang dilakukan oleh The Wall Street Journal, yaitu peramalan laba tahunan, pelaporan awal, dan annual report yang lengkap.
· Pergerakan harga sekuritas selama tanggal pengumuman
Harga sekuritas relatif didapatkan dari Center of Research in Security Prices(CRSP) di Universitas Chicago. Data yang dipergunakan adalah data harga penutupan bulanan di New York Stock Exchange, termasuk dividend an perubahan modal, untuk periode Januari 1946 sampai Juni 1966.
Perusahaan yang dipergunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu
· Data laba terdapat di Compustat tape untuk setiap tahun dari tahun 1946 sampai tahun 1966
· Tahun fiskal berakhir pada tanggal 31 Desember
· Data harga tersedia di CRSP untuk 100 bulan terakhir
· Terdapat tanggal pengumuman laba perusahaan di Wall Street Journal
3. Kesimpulan
Kami mengasumsikan bahwa pada ketiadaan informasi mengenai perusahaan tertentu pada suatu periode, tingkat pengembaliannya pada periode tersebut hanya akan tercermin dengan keberadaan informasi dengan luasan pasar yang berhubungan dengan keseluruhan perusahaan. Dengan mengabstraksikan dari dampak pasar, kami mengidentifikasi dampak dari informasi yang berhubungan dengan perusahaan individual. Kemudian untuk menentukan jika sebagian dampak dapat dihubungkan dengan informasi yang terkandung dalam angka laba akuntansi perusahaan, kami memisahkan elemen yang diharapkan dan tidak diharapkan dari perubahan laba. Jika kesalahan ramalan laba tidaklah ada, kami mendefinisikannya sebagai bad news dan memprediksikannya bahwa jika terdapat hubungan antara angka laba akuntansi dan harga saham, kemudian pengumuman dari angka laba akan berdampak pada hasil dari sekuritas perusahaan yang akan lebih sedikit dari yang telah diharapkan. Dua model ekspektasi laba telah didefinisikan yaitu model regresi dan model naive. Kami melaporkan dalam detail kedua ukuran laba yaitu net incomedan earning per share sebagai variabel 1 dan 2 dari model regresi dan satu ukuran yaitu earning per share sebagai variabel 3 untuk naive model.
Posted On : Sabtu, 01 November 2014Time : 06.02